Selasa, 17 November 2009

Burhanudin: Akreditasi BAN PT Berlaku 2012

Terkait Penolakan Ijazah Pelamar CPNS

Palu- Penolakan beberapa ijazah atau berkas lamaran kerja oleh Badan Kepegawaian Dawerah (BKD) di Sulteng terhadap mahasiswa yang berasal dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang mendaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2009 yang disebabkan karena persoalan akreditasi, mendapat tanggapan serius dari Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Komisariat Sulteng, Burhanudin Andi Mase.

Menurut Burhanudin, panitia pelaksana CPNS maupun pihak BKD sebagai institusi yang berwenang dalam mengatur berkas proses penerimaan CPNS tidak boleh melakukan penolakan secara sepihak terhadap berkas pelamar khususnya yang berasal dari PTS karena persoalan akreditasi perguruan tinggi.

Dikatakannya, akreditasi sebuah program studi atau perguruan tinggi sebetulnya ada dua macam yakni akreditasi pemerintah dan akreditasi dari lembaga independen yakni Badan Akreditasi Nasional (BAN) PT yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan Nasional. Akreditasi pemerintah berupa izin penyelenggaraan program studi atau PT dimana legalitasnya dilakukan setiap semester. Sementara akreditasi BAN-PT adalah akreditasi yang dilakukan oleh BAN (lembaga independen, red) guna menentukan peringkat institusi perguruan tinggi satu kali dalam empat tahun.

Untuk itu, agar terus mendapatkan Ijin Penyelenggaraan dari Dirjen DIKTI, semua PTS harus melaporkan kegiatannya setiap semester dalam kerangka Evalusi Program Studi Berdasarkan Evaluasi Diri (EPSBED) sehingga akan terjamin legalitasnya. Karena program EPSBED adalah salah satu program untuk mendeteksi PTS mana yang program studinya tidak terakreditasi.

“Jadi, kan jelas. Kalau akreditasi pemerintah selalu diperbaharui setiap semester, sementara BAN, hanya satu kali dalam empat tahun,”imbuh Burhanudin.

Meski demikian, lanjut Burhanudin, kedua-duanya memang penting untuk dimiliki oleh sebuah penyelenggara prodi guna peningkatan mutu akademik sebuah perguruan tinggi. Namun yang paling utama adalah izin penyelenggaraan prodi dari pemerintah. Kalau tidak ada akreditasi pemerintah, berarti lembaga pendidikan itu illegal. Karena itu, kebanyakan orang memiliki ijazah palsu meski menjalani pendidikan karena persoalan legalitas dari pemerintah tidak ada.

Terkait dengan adanya penolakan berkas ijazah pelamar CPNS khususnya yang berasal dari PTS yang belum terakreditasi oleh BAN-PT, Burhanudin yang juga Sekertaris Forum Rektor Indonesia (FRI) Sulteng ini, berharap dan meminta kepada seluruh BKD di Sulteng, termasuk BKD Provinsi untuk tidak main sembarang menolak ijazah pelamar yang berasal dari PTS apalagi tidak terakreditasi oleh BAN PT.

Panitia penyelenggara penerimaan CPNS harus meneliti ijazah tersebut dari sisi legalitas ijasah yang disahkan oleh kopertis wilayah Sembilan Sulawesi,tukasnya.

“Kalau tidak ada legalitas atau pengesahan ijazah tersebut dari kopertis baru bisa ditolak, karena pengesahan kopertis merupakan pengganti sementara akreditasi BAN PT. akreditasi BAN P baru bisa berlaku pada tahun 2012,”tutup Burhanudin. --07--

Korban Tenggelam di Sungai Palu Ditemukan

Palu- Korban tenggelam di Sungai Palu, Kamis (12/11) silam, ditemukan mengambang di bawah Jembatan I, kemarin (13/11) sekitar pukul 05.30 Wita. Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulteng untuk diotopsi.

Informasi yang diperoleh, korban bernama Ipin (20), warga Desa Wombo, Kecamatan Tana Ntovea, Kabupaten Donggala yang bekerja sebagai buruh tanggul ditemukan seorang pemulung dalam kondisi tak bernyawa. Pemulung itu langsung melaporkan penemuannya kepada pihak berwajib.

Setelah tiba di RS Bhayangkara Polda Sulteng, keluarga korban langsung membawa jenazah almarhum ke tempat tinggalnya. Keluarga korban sendiri tidak mempermasalahkan persoalan ini, karena kasus ini adalah kecelakaan murni.

“Kami bersyukur karena korban telah ditemukan. Rencananya, korban akan kami bawa ke Wombo untuk dikebumikan,” ujar salah seorang keluarga korban.

Dia menambahkan, tidak ada unsur kriminal atas kejadian ini, sehingga keluarga pasrah atas apa yang telah terjadi. Disamping itu, semua ini adalah kehendak Tuhan, keluarga hanya bisa mengambil hikmah atas kejadian ini.

Setelah keluarga korban diperiksa polisi, keluarga korban pun dipersilahkan untuk mengambil jenazah korban untuk dikebumikan.

Sebelumnya diberitakan, salah seorang pekerja tanggul bernama Ipin (20), warga Desa Wombo, Kecamatan Tana Ntovea, Kabupaten Donggala hanyut terseret arus Sungai Palu, saat menyeberang sungai itu, Kamis (12/11) sekitar pukul 09.30 Wita.

Warga setempat dibantu Tim SAR melakukan pencarian, namun hasilnya nihil. Korban baru ditemukan setelah 19 jam berada di dalam air, dalam kondisi tak bernyawa. Saat ini, korban telah dikebumikan di Desa Wombo, kediaman orang tuanya.--07--

Kamis, 12 November 2009

Pekerja Tanggul di Sungai Palu Tewas Tenggelam


Palu- Ipin (22), Warga Desa Wombo, Kecamatan Tanantovea, salah seorang pekerja pada proyek pembangunan tanggul di Sungai Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis siang (12/11), tewas akibat tenggelam dibantaran sungai Palu.


Informasi yang dihimpun di Tempat Kejadian Perkara (TKP), peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.30 Wita. Saat itu, Ipin hendak mengambil bahan bakar solar yang sudah disedeiakan di cam sebelah sungai bagian selatan.


Naas bagi korban Ipin, saat hendak kembali menyeberang, korban tiba-tiba terbawa arus sungai bersama jerigen berisi solar yang hendak di bawa ke cam yang ada di bagian barat. Korban pun hanyut bersama jerigin berisi solar itu.


“Awalnya, korban masih kelihatan bersama jerigen yang ia bawa tadi. Sekitar 4-5 meter hanyut, korban sudah tidak terlihat lagi, yang ada hanya jerigen yang terbawa arus, ujar Iwan, salah seorang saksi mata kepada Sultengnews, di lokasi kejadian.


“Mungkin korban sudah tenggelam, sehingga tidak terlihat lagi. Apalagi, sungainya sangat dalam. Arus air juga sangat kencang di bagian tengah itu,”kata Ibu Lastri.


Korban tidak mengira bahwa sungai yang ia lewati sangat dangkal, karena sebelumnya, ia menyebrang di bagian sungai yang dangkal.


Sementara itu, warga sekitar lokasi kejadian yang mendengar peristiwa berusaha melakukan pencarian dengan cara menyelam di sekitar lokasi kejadian bersama tim sar dari Angkatan Laut (AL). Namun hingga sore, korban belum ditemukan.AI--07--

Senin, 09 November 2009

Polisi Bekuk Pembunuh Penambang Poboya


Palu- Polres Palu berhasil membekuk pelaku pembunuhan terhadap Veldi (36), salah seorang penambang emas Poboya di sebuah café di Pantai Talise, 2 November silam. Dua dari tiga pelaku pembunuhan itu masih menjadi buronan kepolisian.

Informasi yang diperoleh, salah seorang pelaku pembunuhan yang tertangkap, berinisial DEN, penambang emas Poboya yang berasal dari Desa Leleko, Kecamatan Romboken, Kabupaten Minahasa Tengah, Sulaqwesi Utara (Sulut). Sementara dua buronan polisi diketahui berinisial FEN dan NOF. Keduanya juga warga Minahasa Tengah, Sulut.

Kasat Reskrim Polres Palu, AKP Stefanus Tamuntuan kepada media ini, kemarin (9/11) membenarkan hal itu. Menurut perwira tiga balak itu, salah seorang pelaku ditangkap tak lama setelah penikaman itu terjadi, sementara dua pelaku berhasil melarikan diri dan belum diketahui keberadaannya.

BEN, ditangkap buser Polres Palu bersama barang bukti berupa satu buah badik dengan panjang 29 cm, satu lembar kaos warna hitam, satu celana jeans biru, sebuah topi warna hitam bertuliskan ADIO dan sebuah sepeda motor merek Honda Karisma DB 9551 AD warna hitam.

“Kami sudah menangkap satu pelaku, sementara dua pelaku masuk dalam daftar pencarian orang (DPO),” tutur pria yang pernah pendidikan kepolisian di Italia, Bangkok dan Belanda itu.

Dia menambahkan, pihaknya menangkap pelaku setelah mendapat informasi dari saksi mata yang melihat kejadian. Sedikitnya Sembilan saksi diperiksa, sekaitan kasus pembunuhan tersebut, termasuk pemilik café.

“Ya, kami menangkap pelaku setelah mendapat informasi dari saksi-saksi dan informasi dari masyarakat,” singkatnya.

Sementara itu, pelaku yang diwawancara mengaku melakukan penikaman terhadap korban karena faktor minuman keras.

“Saya sudah mabuk, jadi tidak bisa mengontrol. Terus terang saya menyesal, tetapi mau bikin apa, sudah terlanjur,” katanya sambil menundukkan kepala.

Sebelumnya diberitakan, telah terjadi pembunuhan terhadap Veldi (38) warga Sulut yang bekerja di pertambangan emas Poboya, di sebuah café milik Asma di seputaran Pantai Talise. Saat itu korban bersama rekan-rekannya tengah menenggak minuman keras. Tak lama kemudian, tiga pelaku datang dan berbincang-bincang dengan korban.

Karena bicara korban ngelantur, maka pelaku pun berniat menghabisi nyawa korban. Setelah dipanggil ke luar café, korban pun dikeroyok, lantas ditikam di bagian lambungnya. Setelah melihat korban tak berdaya, ketiga korban langsung melarikan diri. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak sempat tertolong, karena kehabisan banyak darah. AI--07--

Minggu, 08 November 2009

Warga Sulut Tewas Di Lokasi Tambang Emas Poboya

Palu- Sudiarto Patonengan (29), warga Tatoareng, Kabupaten Kepualauan Sangihe, Sulawesi Utara, tewas di lokasi tambang emas Kelurahan Poboya, Kecamatan Palu Timur, Sulawesi Tengah, Sabtu (7/11).

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 18.00 Wita, di lokasi tambang emas Kelurahan Poboya. Menurut salah seorang saksi mata, korban yang diketahui salah seorang petugas tumbuk-tumbuk batu emas di Kelurahan Poboya, tewas setelah terjatuh dari tumpukan batu ref yang ketinggiannya diperkirakan mencapai lima meter.

Saat terjatuh, kepala korban serta bagian pelipis sebelah kanan terterbentur di batu sehingga mengakibatkan korban pingsan. Saat itu juga, korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Wirabuana Palu. Namun, saat berada di RS yang beralamat di Jalan Sisingamangaraja itu, nyawa korban sudah tidak terselamatkan lagi akibat luka yang dialami korban di bagian kepala.

“Kemungkinan luka yang dialami korban dibagian kepala berada di tempat yang sensitive sehingga nyawa korban tidak bisa tertolong lagi,”ujar Kapolsek Palu Timur AKP Darno, yang dikonfirmasi soal kejadian tersebut.

Sebagai langkah penyelidikan, lanjut Darno, jenazah korban lalu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulteng untuk di visum. Korban dibawa ke RS Bhayangkara sekitar pukul 20.30 Wita. saat jenazah Sudiarto sudah berada di RS Bhayangkara, pihak keluarga telahnya pun langsung menjemput korban.

Jenazah korban dibawa kerumah keluarganya yang ada di Palu, Jalan Garuda malam tadi sekitar pukul 12.00 Wita.--07--