Jumat, 25 Desember 2009

emanasi (filsafat islam)


Wujud yang satu, tunggal dan tiada terbagi. Satu-nya bukanlah satu bilangan rasional. Bukan pula bilangan nyata. Satu-nya tidak memungkinkan untuk men-dua. Tidak mungkin pula diambil setengah-nya. Satu
ahadiyyul-ma’na.
Wujud yang Sempurna tiada terkata. Bahkan Ia -lah kesempurnaan itu sendiri. Kesempurnaan dari segala seginya. Yang tak dapat dipilah – pilah ke dalam fractal -fractal penyifatan manusia nan senantiasa terkurung oleh keterbatasannya yang esensial. Kesempurnaan yang jika kita mengerti dari segi – seginya yang terpisah, akan meruntuhkan makna sejatinya.
Wujud yang Luas tiada terbatas oleh apa-pun. Karena jika pun ada pembatasnya; pembatasnya tidak lain adalah ketiadaan mutlak yang bahkan tidak akan pernah bisa dibayangkan oleh akal manusia. Luas dalam semua aspeknya. Mutlak dalam seluruh segi-nya.
Bagaimana mungkin Wujud yang Tunggal, Sempurna dan Luas Tiada Berbatas ini menampakkan dirinya dalam mahiyyah – mahiyyah yang tersebar dalam alam kejamakan, tidak sempurna dan terbatas, tak terhingga banyaknya tersebar dalam milyunan ruang, milyunan waktu dan milyunan alam ini ?
Rantai kausalitas yang mungkin adalah sebagai berikut. Wujud tunggal akan mengakibatkan sesuatu yang tunggal pula. Sesuatu yang tidak terbagi pula. Hanya sesuatu ini telah kehilangan sifat Sempurna dan Mutlak – nya. Karena minimal ia membutuhkan Sebab untuk meng – ada.
Kemudian dari Wujud dan sesuatu itu, terdapat tiga sesuatu yang mungkin menjadi sebab; (sesuatu itu sendiri), (Wujud, sesuatu tersebut) dan (sesuatu tersebut, Wujud) sehingga mungkin dihasilkan sebagai akibat tiga sesuatu yang lain. Tentu dua sesuatu yang terakhir sudah kehilangan sifat tunggal dan tiada terbaginya, maupun kesempurnaan dan kemutlakannya. Dua sesuatu ini telah memiliki sifat tidak sempurna maupun tidak mutlak (karena minimal memerlukan sebab untuk mengada), tersusun (karena sebabnya tersusun) dan relatif (karena sebabnya tersusun atas relasi antara dua sesuatu yang lain).
Kemudian dari lima sesuatu ini dapat diturunkan lagi dengan memperhatikan seluruh relasi sebab yang mungkin, dan seterusnya. Sehingga akhirnya, dari Wujud yang Tunggal muncullah alam yang jamak ini.
Pandangan “kosmologi” seperti yang diuraikan di atas disebut sebagai teori emanasi. Tapi perlu dicatat, versi teori yang dituliskan ini tidak sama persis dengan teori emanasi menurut penemu aslinya, Ibnu Sina. Sengaja pula tidak diberikan “nama-nama” dari sesuatu – sesuatu tersebut, karena penamaannya sebenarnya tidaklah esensial dan bahkan dikhawatirkan membingungkan orang yang pertama kali mencoba memahaminya.
Beberapa sifat penting dari emanasi Wujud diberikan sebagai berikut :
Emanasi Wujud tidak tergantung waktu maupun ruang, bahkan ruang dan waktu-lah yang tergantung padanya. Jadi tidak dapat ditanyakan kapankah (atau dimanakah) emanasi terjadi? Atau bahkan dapat dikatakan pula setiap saat di setiap ruang apa pun atau pun di setiap sesuatu yang tak dapat diperikan oleh ruang dan waktu apa pun terjadi emanasi Wujud.
Semua sesuatu selain Wujud dalam emanasi tidak memiliki Wujud sejati. Karena menurut ashalah al-wujud Yang Nyata Wujud-Nya hanyalah Wujud. Dan mahiyyah hanyalah memiliki eksistensi “imajiner”.
Sehingga semua selain Wujud hanyalah ada di alam mental. Karena itu tidak salah kalau semua selain Wujud disebut Akal.Sehingga sesuatu yang pertama muncul dari Wujud disebut sebagai Akal Pertama atau Akal Universal. Karena seluruh akal lain meniscayakan eksistensinya sebagai dalam rantai kausalitasnya.
Atau terkadang Akal Pertama juga disebut sebagai Nur Muhammad. Karena nuur inilah yang memungkinkan Wujud menyatakan dirinya dalam selainnya di alam akal, sehingga secara reciprocal dapat dinyatakan nuur inilah yang memberikan “eksistensi mental pertama” , “pemahaman pertama”, Wujud atas dirinya sendiri. Nuur inilah yang memungkinkan Wujud menyatakan dirinya dalam selainnya di alam akal, sehingga secara reciprocal dapat dinyatakan nuur inilah yang memberikan “eksistensi mental pertama” , “pemahaman pertama”, Wujud atas dirinya sendiri. Nuur inilah Kegemilangan Mata Air Wujud dalam “memuji / memahami” dirinya sendiri.
Sehingga tak salah jika dikatakan seluruh-nya “dicipta” dari Nur Muhammad. Sebagaimana dipercayai oleh sebagian orang, bahwa yang pertama kali dicipta adalah Nur Muhammad, dan semua selain itu diciptakan lewat eksistensi Nur Muhammad.
Jelas tahapan Nur Muhammad tak terbatas ruang dan waktu. Karena ruang maupun waktu terbagi sedang Nur Muhammad tak terbagi.
Dan eksistensinya sebagai sebab niscaya pada se-gala selain Wujud. Rantai emanasi manapun pasti melewatinya.
Sehingga benarlah jika kita katakan bahwa “dalam” segala “terdapat” Wujud maupun Nur Muhammad. Walau harus dipahami tidak ada persatuan material apa pun.
Sehingga semoga mencukupi jika kita akhiri makalah ini dengan, Innallooha wa malaa`ikatahu yusholluuna ‘alan – nabiy. Yaa ayyuhalladziina aamanuu sholluu ‘alaihi wasalimuu tasliimaa…..(GOOGLE.COM)
wallahu a’lam

Kamis, 24 Desember 2009

Kaum Perempuan Diberi Ruang Khusus

Nurmawati Bantilan Respons Program RRI




Palu (23/12/2009)- Rencana program Radio Republik Indonesia (RRI) untuk memberikan ruang khusus bagi kaum perempuan di tahun 2010 mendatang khususnya Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melalui program siaran yang membahas soal seputar permasalahan perempuan mendapat tanggapan positif dari kaum hawa yang
tertindas.

“Kedepan, kaum perempuan akan diberikan ruang khusus melalui program siaran RRI,”ujat Direktur Utama (Dirut) Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI H Parni Hadi, dalam acara dialog nasional interaktif yang bertajuk optimalisasi peran kaum perempuan dalam memajukan bangsa, di Aula RRI Palu, Selasa (22/12), malam.

Mantan Kepala LKBN Antara RI itu mengatakan, pemberian ruang khusus bagi kaum perempuan yang akan dilakukan melalui siaran perempuan dalam upaya menampung aspirasi terhadap kaum perempuan.

“Tidak semua kaum perempuan saat ini bisa menyalurkan aspirasinya. Untuk itu, melalui program khusus ini, aspirasi-aspirasi dari kaum perempuan bisa tersalurkan dan disampaikan kepada seluruh pendengar setia RRI baik nasional maupun daerah,”ujarnya.

Menurutnya, kaum perempuan tidak bisa dianggap sepeleh karena sebenarnya mereka (wanita, red) juga memiliki ide-ide yang notabene juga tidak kalah dibanding dengan laki-laki dalam membangun bangsa dan negara.

Sementara itu, Anggota DPD RI Hj Nurmawati Dewi Bantilan SE, mengapresiasi program RRI untuk memberikan ruang khusus bagi kaum wanita terkhusus bagi para pendengar setia RRI.

Menurut NDB sapaan akrab Nurmawati, saat ini, peran perempuan di indonesia khususnya di Sulteng sudah mulai nampak. Hal itu ditandai dengan keterlibatan kaum perempuan di setiap institusi baik legislatif maupun pemerintahan, contohnya lembaga legislatif.

“Jika dibandingkan, saat ini, peran perempuan sudah mulai terlihat dibanding dengan tahun sebelumnya yang boleh dikatakan masih sangat sedikit. Nah, ini merupakan suatu kemajuan bagi daerah sehingga kaum perempuan tidak tersisih dimata laki-laki,”ujar Ketua Barindo sulteng ini.

Nurmawati juga menegaskan, jangan memandang sebelah mata perempuan karena kemampuannya dan ide-idenya juga bisa diandalkan. “Jika kita memberikan ruang khusus bagi perempuan untuk berpartisipasi pasti mereka bisa memperlihatkan kemampuannya dengan mencetuskan ide-idenya" ujarnya saat menjadi narasumber dalam dialog tersebut.

Tanam Seribu Pohon AKtif

Sebelumnya, Nurmawati Dewi Bantilan, bersama Dirut LPP RRI H Parni Hadi, di dampingi Ketua Yayasan Peduli Ntodea Pendidikan (YAPPAN) Sulteng Rusman Lamakasusa, melakukan penanaman seribu pohon aktif (mangga, red) di Desa Kabonena, Kecamatan Palu Barat.

Penanaman Pohon tersebut yang dikemas dalam acarab Gerakan Tanam Pohon (GTP) Gren Radio, One Man One Tree, dikomandankan secara simbolis oleh Direktur Utama LPP RRI Bapak H Parni Hadi.

Penanaman pohom aktif itu dilakukan guna penghijauan. Kota Palu adalah kota yang dikenal cukup panas dengan kondisi alamnya karena lokasinya tepat dibawah garis khatulistiwa.

Selain itu, dengan penanaman pohon itu, akan bisa mendapatkan penghasilan tambahan bagi warga setempat jika sudah menuahkan hasilnya.

“Menanam pohon berarti menanam cinta untuk seluruh dunia. Dengan penanaman pohon ini lingkungan akan tampak indah, sejuk serta bersih karena nampak langkungan terlihat hijau,”ujar Parni Hadi.

Walikota Resmikan Jembatan Penyebrangan MTP

Palu (21/12/2009) - Jembatan penyebrangan yang terletak tepat di depan Mal Tatura Palu (MTP) akhirnya diresmikan oleh Walikota Palu Rusdi Mastura, Senin (21/12). Artinya, dengan diresmikannya jembatan tersebut, maka saat itu
juga masyarakat sudah dapat memanfaatkan jasa penyebrangan yang telah dibangun oleh CV Lamida Advertisin tersebut.
Dalam peresmian tersebut, Walikota juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada CV Lamida Advertising atas partisipasi dan kontribusinya dalam mendukung program pemerintah untuk membangun Kota Palu yang lebih baik.
Pada kesempatan itu, Cudi mengatakan, terkait dengan pembangunan jembatan seperti ini, pemerintah kota palu tidak memiliki anggaran untuk mengalokasikannya sehingga para Satuan Kerja Perangkat Darah (SKPD) diminta untuk tanggap dan inovatif serta kreatif dalam melakukan terobosan.
“Kalau mengharaop anggaran pemerintah, tidak akan ada yang seperti ini, karena anggarannya tidak ada,”ujarnya.
Sementara itu, Direktur CV Lamida Advertising, H Abdul Ghalib, mengatakan pembangunan jembatan penyebrangan itu tercetus dari ide SKPD dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Palu yang berawal dari tawarannya untuk membangun jembatan penyebrangan sehingga bisa dimanfaatkan oleh public, apalagi lokasinya sangat strategis dimana berada tepat di depan MTP.
“Kami respons tawaran tersebut membuat bilboard/banda dalam bentuk konstruksi jembatan penyebrangan. Selain untuk memperindah Kota Palu khususnya dimalam hari, juga untuk kepentingan masyarakat,”ujarnya.
Dengan dibangunnya bilboar dengan konstruksi jembatan poenyebrangan, masyarakat akan dapat memanfaatkannya dengan jasa penyebrangan. Ini juga kata Ghalib, untuk meningkatkan keamanan masyarakat dari arus lalulintas yang semakin padat khususnya di depan MTP.
Ghalib menambahkan, jembatan penyebrangan dengan ketinggian 6 meter, panjang 16 meter, dan lebar 1,5 meter itu terselesaikan kurang lebih dua bulan dengan menggunakan anggaran yang diperkirakan mencapai Rp450 juta.***

Senin, 21 Desember 2009

Anggota DPD RI Silaturahmi ke Forkom Pro Touna

Palu, (21/12/2009)- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Hj Nurmawati Dewi Bantilan SE, melakukan kunjungan kerja sekaligus silaturahmi dengan masyarakat Kabupaten Tojo Una-una (Touna) yang tergabung dalam
Forum Komunikasi (Formkom) ProTojo Una una yang ada di Kota Palu.

Pertemuan antara Nurmawati dengan konstituen (masyarakat) Touna yang berhimpun dibawah naungan Forkom Pro Touna di Kota Palu itu dilakukan Jum’at (18/12), di Jalan Samudera II, Kecamatan Palu Barat, bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke VI setelah berdirinya Kabupaten Touna.

Dalam kunjungannya, Nurmawati Dewi Bantilan, mengungkapkan rasa terimakasih kepada masyarakat Touna yang ada di Kota Palu, khususnya bagi mahasiswa yang saat ini sedang menimba ilmu di beberapa perguruan tinggi yang ada di Kota Palu.

Pada kesempatan itu, Nurmawati menyampaikan beberapa hal penting terkait kedatangannya di Sulteng, selain ingin bersilaturahmi dengan para konstituen (masyarakat, red), juga menyerap aspirasi dari masyarakat terkait dengan permasalahan yang terjadi di daerah khususnya mengenai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Selaku anggota DPD, alumnus Universitas Tadulako ini mengaku akan tetap konsisten untuk mengakomodir kepentingan aspirasi masyarakat yang ada didaerah ke pusat.

Nurmawati tidak merinci lebih jauh hal tersebut, namun mantan Ketua KNPI Sulteng ini mengaku bahwa dari seluruh aspirasi yang masuk, ada skala prioritas yang akan dipertimbangkan untuk disampaikan ke pusat.

Saat ini, Kabupaten Touna sudah genap enam tahun telah berdiri. Untuk itu, lanjut Nurmawati, kedepan Touna diharapkan bisa menjadi salah satu daerah yang maju dan terdepan di banding dengan daerah lainnya yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah dengan memanfaatkan potensi yang terkandung di daerah Kabupaten Touna.

“Misalnya potensi di bidang pertanian,” ujar Nurmawati yang merupakan anggota Komite V DPD RI tentang APBN, saat memberikan sambutannyan di depan ratusan warga Touna.

Sementara itu, Ketua Forkom Touna Satar S Laupo S Ag, mengungkapkan, rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada anggota DPD yang menyempatkan waktunya berkunjung dengan masyarakat Touna yang ada di Palu.

Pada kesempatan itu, Satar S Laupo berharap, dengan peringatan HUT Touna yang ke VI, bisa dijadikan momentum bagi masyarakat untuk bersama-sama mendorong pemerintah Touna dalam memajukan daerah baik dari segi pertanian maupun kelautan.

Selain itu, Satar menambahkan, kegiatan ini merupakan sebagai ajang selaturahmi warga Touna yang rutin dilaksanakan setiap tahu guna menjaga kebersamaan atara sesama warga Touna yang ada di Kota Palu.

Nurmawati: Pemerintah Harus Tanggap Sikapi Kondisi di Daerah

Palu (21/12/2009) -Anggota DPD RI Hj Nurmawati Dewi Bantilan SE, merespons positif atas terobosan yang dilakukan oleh PT Kurnia Luwuk Sejati (KLS) dengan membangun kembali salah satu jembatan rusak di Kecamatan Toili, akibat longsor dan banjir
bandang yang terjadi beberapa bulan lalu.
“Saya sangat merespons pembangunan jembatan oleh PT KLS yang menggunakan anggaran miliyaran rupiah, namun demikian, pemerintah daerah juga harus cepat dan tanggap dalam menyikapi hal ini karena juga merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. begitupun dengan sarana prasarana jalan lainnya yang masih rusak,”ujar Nurmawati, dalam acara silaturahmi dan kunjungan kerja dengan masyarakat Kecamatan Toili, Minggu (20/12).
Menurutnya, jalan tersebut adalah jalan provinsi yang juga dimanfaatkan oleh masyarakat di daerah setempat. Artinya yang bertanggung jawab penuh dengan kerusakan jembatan tersebut adalah pemerintah provinsi dalam hal ini dinas terkait, meski oleh pihak PT KLS juga ikut memanfaatkan jalan tersebut dalam menjalankan aktifitasnya di lokasi perkebunan sawit itu.
Pada kesempatan itu, anggota DPD dua periode ini mengatakan, tujuan kedatangannya di Kecamatan Toili tidak hanya mengikuti acara peresmian jembatan, tapi juga untuk menyerap aspirasi dari masyarakat yang merupakan daerah pemilihannya.
“Sebelumnya, saya melakukan kunjungan di beberapa daerah lainnya seperti Kota Palu dan Kabupaten Donggala. Setelah Toili, saya akan kembali melanjutkan kunjungan kerja di Kabupaten Toli toli,”ujar Nurmawati yang saat ini duduk di komite V DPD RI.
Saat ditanya kontroversi antara pemerintah dan NGO terhadap masalah PT KLS, Nurmawati, justru mengatakan bahwa masalah tersebut jangan dilihat dari sisi negatifnya. Tapi harus didalami persoalan hukumnya.
“Jika memang pihak PT KLS terdapat pelanggaran hukum yang dilakukan didalamnya, kenapa tidak kita dukung prosesnya. Saya tidak memihak kepada pemerintah ataupun pihak PT KLS, tapi kita harus melihat secara mendalam masalah sebenarnya,”tutup Nurmawati.

Jumat, 18 Desember 2009

NDB Bertahun Baru Islam di Donggala

Palu, (19/12/2009)- Ditengah masa reses, salah seorang anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal pemilihan Sulawesi Tengah (Sulteng), Hj Nurmawati Dewi Bantilan SE, menyempatkan waktu untuk menghadiri Dzikir bersama dalam acara peringatan
tahun baru Islam 1 Muharam 1431 Hijriah, yang jatuh pada 18 Desember 2009 kemarin.

Dirinya sengaja menghadiri acara tersebut, selain karena mendapat undangan dari panitia pelaksana, juga untuk bersilaturahmi secara langsung dengan masyarakat Kelurahan Boya, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala.

“Saya memang sengaja hadir, karena ingin , bersilaturahmi secara langsung dengan masyarakat di Kelurahan Boya. Kebetulan hari ini adalah peringatan tahun baru Islam, menjadi momentum yang tepat untuk kembali bersilaturahmi dengan sesama khsusunya yang ada di Kelurahan Boya,”ujar Nurmawati, usai mengikuti dzikir dan dakwah di Mesjid Raya, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala.

Pada kesempatan itu, Nurmawati yang akrab disapa NDB ini mengatakan, selain bersilaturahmi, kehadirannya dalam acara tersebut juga untuk mendengar aspirasi dari masyarakat setempat sebagai satu bagian wilayah pemilihannya.

“Saat ini, kita (anggota DPD, red) dalam masa reses dan melakukan kunjungan ke daerah-daerah. Apa yang menjadi masukan dan permasalahan masyarakat didaerah baik itu dalam prospek pembangunan selama pelaksanaan reses akan kita akomodir kemudian akan dilanjutkan dalam setiap pembahasan-pembahasan di DPD dan DPR,”tutur Nurmawati.

Peringatan tahun baru Islam 1 Muharam 1431 H, yang diselenggarakan oleh Majelis Taqlim Kabupaten Donggala bersama dengan remaja mesjid Donggala ini, dihadiri oleh ratusan masyarakat di wilayah tersebut.

Selain dihadiri oleh anggota DPD, hadir pula Ketua DPRD Kabupaten Donggala Ahmad Marjani, Kepala Departemen Agama (Depag) Kabupaten Donggala, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kabupaten Donggala, dan sejumlah pelajar baik tingkat SMP, maupun SMA di wilayah Kabupaten Donggala.*

Rabu, 16 Desember 2009

Polisi Bekuk Tiga Jaringan Spesialis Pembobol ATM di Palu

Palu- (14/12/2009)- Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Palu,akhirnya berhasil membekuk gembong pembobol Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang marak beraksi di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Polres Palu berhasil menangkap
tiga tersangka yang diduga sebagai gembong pembobol ATM. Ketiga tersangka itu yakni Eka Nasran, Velany Budian dan Aswan dan salah seorang tersangka AN masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Kasat Reskrim Polres Palu, AKP Stefanus Tamuntuan SIK, kepada sejumlah wartawan kemarin (14/12), menuturkan ke tiga tersangka berasal dari luar daerah Sulteng. Dua tersangka diantaranya berasal dari Jakarta.
“Mereka secara khusus memang datang ke Kota Palu untuk melakukan aksi pembobolan ATM,”ujar Stefanus.
Di Kota Palu, lanjut Stefanus, tersangka berhasil membobol ATM dari tiga korban dengan total kerugian mencapai Ratusan juta rupiah.
Dalam menjalankan aksinya, terang Stefanus, tersangka menggunakan alat plastik atau perekat ke dalam tempat kartu ATM dengan tujuan ketika nasabah memasukkan kartu ATMnya, maka akan tertahan dan tidak bisa keluar.
Tersangka juga menempelkan selebaran di dinding ATM yang mencantumkan nomor call centre atas nama Bank bersangkutan.
Saat kartu ATM sudah tertahan dalam mesin ATM tersangka berpura-pura masuk ke dalam ATM dan dengan berpura-pura membantu serta mengarahkan korban untuk menelpon call centre yang tercantum dalam selebaran.
Korban yang sudah terkena tipuan langsung menghubungi nomor yang tercantum dalam selebaran dan tersangka lain yang khusus menerima telepon memanfaatkan korban untuk menyebutkan nomor rekening.
Setelah berhasil mendapatkan nomor pin ATM tersangka langsung masuk ke dalam ATM dan membongkar mesin ATM menggunakan alat khusus untuk mengambil kartu ATM yang tertempel di alat perekat yang dipasang tersangka.
Setelah itu, tersangka kemudian mengambil uang dari ATM yang tertahan di alat yang sudah dipasang karena sebelumnya sudah mendapatkan nomor PIN dari korban.

Senin, 14 Desember 2009

Ketua DPRD Toli Toli Resmi Tersangka

Terkait Laporan Dugaan Pemalsuan Ijazah STN

Palu- (14/12/2009),- Ketua DPRD Kabupaten Toli toli, Azis Bestari, memenuhi panggilan penyidik Polda Sulteng untuk menjalani pemeriksaan atas kasus dugaan pemalsuan ijasah atau surat keterangan pengganti ijazah yang dilaporkan
oleh Said Lamureke.
Azis Bestari diperiksa sebagai tersangka oleh tim penyidik diruang pengaduan reksrim Polda Sulteng, sejak pukul 09.00 Wita pagi hingga sore kemarin (14/12) di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Menurut pengakuan Azis Bestari, dirinya telah dipanggil oleh tim penyidik Polda Sulteng sebagai tersangka untuk menjalani pemeriksaan atas laporan pemalsuan tanda tangan terkait pengganti ijazah STN yang kala itu ditandatangani oleh Kepala STN Said Lamureke, pada tahun 1976.
Tersangka Azis Bestari, mengaku lulus dari STN tahun 1973. Namun surat keterangan pengganti ijazahnya terbit pada tahun 1976 dimana kala itu Said Lamureke sebagai pelapor dalam kasus ini sudah menjabat sebagai Kepala STN.
Saat ditanya soal pemalsuan tanda tangan Kepala STN Said Lamureke dalam surat keterangan pengganti ijazah tersebut, Azis yang menggunakan kemeja berwarna berwarna putih biru membantah pernyataan tersebut.
“Itu tidak benar bahwa saya telah melakukan pemalsuan tanda tangan. Memang benar bahwa Said menjabat sebagai Kepala STN tahun 1976, tapi perlu diketahui bahwa surat keterangan pengganti ijazah terbit tahun 1976.,”ujarnya.
Sementara itu, informasi yang dihimpung bahwa surat keterangan pengganti ijazah masih dalam bentuk fotocopy. Saat ditanya soal surat keterangan pengganti yang asli, Azis mengaku belum memperoleh yang aslinya, karena hal itu hanya sebagai pengganti ijazah sementara yang menerangkan bahwa sampai hari ini anak tersebut (Azis Bestari, red) belum mendapatkan ijazah aslinya dari sekolah.
Sebelumnya, Azis Bestari mengaku telah menerima surat panggilan sebagai tersangka dari tim penyidik Polda Sulteng pada Jum’at (11/12/2009), pekan yang lalu.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Irfaizal Nasution SH, yang dikonfirmasi sejumlah wartawan membenarkan pemanggilan Ketua DPRD Toli toli Azis Bestari oleh tim penyidik Polda Sulteng. “Benar, Azis dipanggil sebagai tersangka atas keterangan palsu yang dilaporkan oleh Said Lamureke, mantan Kepala STN,”ujarnya.
Ketika ditanya soal status Azis Bestari sebagai tersangka, apakah akan ditahan atau tidak, perwira dua melati bungan ini mengaku belum tentu tersangka akan langsung dilakukan penahanan.
“Kalau penyidik sudah mengumpulkan bukti-bukti yang kuat untuk dilakukan penahanan, baru kita lakukan langkah itu. Meski status Azis sudah sebagai tersangka, tapi mesti langsung diberikan penahanan,”tandas Irfaizal.

Polisi Sergap Empat Pelaku Judi Togel di Palu


Palu- (14/12/2009)- Jajaran kepolisian Polres Palu, Sulawesi Tengah, kembali menangkap empat pelaku praktek judi togel atau yang lebih dikenal judi kupon putih. Keempat penjudi itu diketahui
bernama Abdul, Asman, Adlal, dan Amrun. Mereka ditangkap di hari yang sama dengan dua tempat yang berbeda.
Kasat Reskrim Polres Palu, AKP Stefanus Tamuntuan, SIK, mengungkapkan keempat pelaku dibekuk di tempat berbeda. Di Jalan Hayam Wuruk tersangka Adlan sebagai penjual kupon, Abdul dan Asman sebagai pemasang judi togel ditangkap Sabtu malam (12/12).
“Dari tangan ketiga tersangka yang diamankan barang bukti, uang tunai Rp 133 ribu, kertas rekap, dan ramalam mimpi,”ujar Stefanus, saat ditemui di Mapolres Palu, Senin (14/12).
Di hari yang sama, tim buru sergap (Buser), kembali membekuk tersangka Amrun yang juga penjual kupon putih. Dalam penyergapan itu, tim buser jugamengamankan barang bukti, uang tunai Rp 130 ribu, kertas rekap dan ramalan mimpi.
“Kami tangkap dari pengembangan kasus judi kupon putih sebelumnya yang sudah tangkap.,”tandasnya.
Saat ini, tutur Stefanus, keempat tersangka sudah ditahan di sel Polres Palu untuk proses hukum selanjutnya. “Tersangka dikenakan pasal 303 KUHP dengan ancaman hukuman diatas 5 tahun penjara,”tukasnya.
Khusus di wilayah hukum Kota Palu, lanjut perwira tiga balak itu, praktik judi kupon putih semakin marak. Saat ini, pihaknya terus mengintensifkan pemantauan dan penindakan terhadap praktik-prakti judi termasuk judi togel.
Dari catatan kami, kata Stefanus, Kota Palu termasuk daerah yang marak pelaku judi. Makanya selain kasus-kasus lain kasus judi menjadi prioritas penindakan,” tutupnya.***

Konfrensi HMI Cabang Palu ke XXX

Azwar Terpilih Sebagai Ketua Umum Periode 2009-2010

Palu, (14/12/2009)- Azwar, kandidat Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palu dari komisariat Pertanian Universitas Tadulako (Untad), akhirnya terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum HMI Cabang Palu periode kepengurusan 2009/2010.
Kemenangan Azwar dalam pelaksanaan konfrensi yang dilangsungkan di Hotel Dwi Mulia Palu ini, dikuatkan dengan adanya surat rekomendasi tertulis dari tujuh komisariat dengan jumlah suara penuh sebanyak 13 suara. Diantaranya, tiga suara untuk komisariat Fakultas Pertanian dan Fakultas Ekonomi Untad, dua suara untuk fakultas Agama Islam (FAI) dan Peternakan Universitas Alkhairat, serta satu suara untuk masing-masing komisariat STISIPOL, STAIN dan Fakultas MIPA Untad. Secara keseluruhan, kemanangan Azwar didukung penuh oleh 13 suara dari tujuh komisariat.
Selain mendapat dukungan penuh dari tujuh kemisariat tersebut, Azwar juga mendapat dukungan dari dua komisariat persiapan yang ada di HMI Cabang Palu, yakni komisariat persiapan STPL Palu dan Fakultas Ekonomi Unisa.
Dalam hajatan kali ini, terdapat dua kandidat ketua umum yang dinyatakan akan ikut berkompetisi memperebutkan posisi Ketua Umum yakni Azwar dari komisariat Pertanian, dan Palman Parakkasi dari komisariat FISIP Untad.
Keduanya sama-sama memiliki kapabilitas dan intelektual yang pantas untuk menduduki posisi ketua. Meski demikian, calon Palman Parakkasi yang diusung oleh komisariat besar yakni komisariat FISIP, Hukum dan FKIP Untad ini, dinilai tidak memenuhi kriteria sebagai calon ketua. Pertama, Palmam telah dimentahkan pada persyaratan LK II serta keterlibatannya langsung sebagai instruktur HMI Cabang Palu.
“Nah, kriteria itulah yang menjadi kendala bagi Palman untuk maju sebagai kandidat Ketua Umum HMI Cabang Palu. Secerdas bagaimanapun kita kalau itu tidak terpenuhi, maka tidak akan bisa menjadi calon ketua umum. Sebab, ini merupakan persyaratan utama bagi kader HMI yang tertuang dalam konstitusi HMI,”ujar salah satu kader HMI kepada wartawan, Senin (14/12/2009), di hotel Dwi Mulia Palu.

Minggu, 13 Desember 2009

Penembakan Terjadi di Pasangkayu

Korban Dirawat di RS Bhayangkara Polda Sulteng
Palu, (13/12/2009)- aksi penembakan yang dilakukan oleh oknum yang tak dikenal terhadap salah seorang warga sipil di wilayah Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara (Matra) Sulawesi Barat (Sulbar), terjadi. Akibatnya, korban yang diketahui bernama Budi (25), warga Pasangkayu, mengalami
luka parah akibat luka tembakan dibagian perutanya.

Peristiwa penembakan itu terjadi Kamis (11/12), pekan lalu. Saat itu juga, korban langsung dilarikan ke Palu untuk dirujuk ke RS Bhayangkara. Informasi yang dihimpun, saat itu korban bersama dua rekannya sedang berada di acara pesta untuk menonton band yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya korban. Sekitar pukul 10.30 Wita, tiba-tiba ada seseorang yang menghampirinya dan menyapa korban dengan maksud untuk meminjam korek api.
Saat oknum yang diduga anggota Polri itu menanyakan atau meminta korek api terhadap korban dan rekannya, korban mengaku tidak punya korek api. Tidak hanya sampai disitu, menurut pengakuan korban melalui Salma, tante korban, yang ada di Palu, pelaku juga marah-marah terhadap korban dan mengatakan kamu tidak tahu saya? Korban pun mengaku tidak tau. Karena itu, oknum tersebut langsung marah-marah dan menodongkan pistol di kepala korban dan rekannya.
Tidak lama kemudian, oknum pelaku langsung menodong senjata apinya diperut korban. Saat itu pula pelaklu langsung melepaskan peluru dalam senjata api tersebut teoat di depan perut korban hingga tembus ke belakang korban.
Salma juga mengaku, sikap pelaku terhadap korban saat menanyakan korek api terkesan kasar dan tidak sopan. “Pelaku berlaga dengan cara yang tidak santun sehingga membuat korban bersikap keras dan mengatakan kepada pelaku tersebut kalau bertanya jangan kasar, yang sopan lah,”ujar Salma Minggu (12/12) meniru pengakuan korban yang saat ini dirawat di ruang operasi RS Bhayangkara Polda Sulteng.
Sementara dua orang rekan korban. lanjut Salma, saat ini sudah dipanggil oleh polisi untuk dimintai keterangan di Polres setempat. Hingga malam tadi, korban masih berada di RS Bhayangkara di ditemani keluarganya yang kebetulan berada di Palu.***

Kamis, 10 Desember 2009

Koalisi Jurnalis di Palu Peduli Prita Muliyasari


Palu, (10/12/2009)- Koalisi wartawan di Palu yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bersama Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) serta Persatuan Fotografi Indonesia (PFI) Palu, menggelar aksi solidaritas untuk mendukung Prita Mulyasari. Aksi tersebut
dilakukan di bundaran Pertokoan Jalan Hasanudin, Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis (10/12/2009).

Para jurnalis dan pewarta foto itu menggelar aksi dukungan sekaligus mengumpulkan koin dari masyarakat Kota Palu, untuk membantu Prita membayar denda sebesar Rp 204 juta kepada Rumah Sakit Omni Internasional, terkait dengan kasus yang menimpanya.

Panasnya mentari seolah tak lagi dirasakan oleh para wartawan demi solidaritas terhadap kasus yang saat ini dihadapi oleh ibu rumah tangga yang telah divonis bersalah oleh pengadilan, terkait perselisihan dengan RS Omni Internasional.

Para jurnalis ini menganggap, kasus yang menimpa Prita Muliyasari tidaklah setimpal dengan apa yang telah divoniskan kepadanya. Hanya karena Prita mencurahkan isi hatinya melalui surat elektronik atas ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diperoleh Prita dari RS Omni Internasional itu, dia harus pasrah di vonis oleh pihak pengadilan dengan denda mencapai ratusan juta rupiah.

Ketua AJI Palu, Iwan Lappasere, dalam orasinya mengatakan, aksi solidaritas yang dilakukan oleh anggota AJI ddan PFI Palu merupakan salah satu bentuk aksi dukungan dan mengajak masyarakat Kota Palu untuk bersama sama bahu membahu dengan mengumpulkan koin untuk membayar denda atas kasus Prita terhadap RS Omni Internasional.

Menurut Iwan, vonis pengadilan yang dijatuhkan kepada Prita Muliyasari, menunjukkan bahwa penegakan hukum dan Hak Asasi Manisia (HAM) saat ini telah melukai rasa keadilan di masyarakat. Padahal kalau ditelaah secara mendalam, wajar saja ketika Prita melampiaskan isi hatinya mengenai pelayanan rumah sakit itu, meski melalui surat elektronik.

“Sepertinya ini berbalik, seharusnya hukum yang semestinya menjadi sandaran bagi para pencari keadilan, malah berubah menjadi pengkhianatan terhadap prinsip keadilan yang notabene jauh dri tujuan hukum itu sendiri,”tandas contributor Global TV di Sulteng ini.

Hal senada dikatakan oleh Rizki Maruto. Dalam orasinya, Rizki yang juga wartawan Antara di Palu ini, meminta pemerintah mengeluarkan jaminan kebebasan terhadap hak-hak masyarakat khususnya dalam menyampaikan pendapat di media massa maupun media on line. Sebab, kebebasan menjadi salah satu pilar demokrasi yang menjadi konsensi nasional.

Dalam aksi tersebut, para jurnalis yang tergabung dalam AJI Palu, IJTI Palu, dan PFI Palu ini berhasil mengumpulkan koin untuk Prita Muliyasari sebanyak Rp 496.175. koin-koin tersebut diperoleh dari kalangan pelajar, PNS, dan masyarakat yang melintas di Jalan Hasanudin, Palu. ***

Rabu, 09 Desember 2009

Demo Hari Anti Korupsi

Massa Nyaris Bentrok dengan Aparat


Palu, (09/12/2009)- Demo hari anti korupsi di Palu, Sulawesi Tengah (Sulsel) nyaris bentrok dengan aparat kepolisian. Mahasiswa dan puluhan LSM yang tergabung dalam Komite Aksi Untuk Keadilan (KUAK) Sulteng, saling dorong
dengan aparat polisi.

Aksi saling dorong tersebut terjadi di depan Kantor Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sulteng, Rabu (9/12/2009).

Peristiwa itu berawal saat massa aksi mencoba untuk masuk ke dalam Kantor Kajati Sulteng untuk menyampaikan tuntutannya terkait kasus-kasus korupsi yang terjadi di tanah air kepada Kepala Kajati Sulteng Nurchadi SH. Namun, niat para pendemo ini tidak diizinkan oleh aparat kepolisian yang melakukan pengamanan.

Meski demikian, massa akasi tetap memaksakan diri untuk masuk ke dalam kantor lembaga penegak hukum itu. Aksi saling dorong antar massa aksi dengan polisi pun tak terkelakkan terjadi.

Saat itu juga, aparat kepolisian yang sebelumnya tidak menggunakan pakaian pengaman anti hura hura langsung memasang peralatan tersebut untuk mengantisipasi bentrokan panjang terjadi.

Untung saja, aksi saling dorong dalam sekejap berhasil di atasi setelah Kepala Kajati turun langsung memenuhi panggilan massa untuk turun langsung mendengar tuntutan pendemo terkait penanganan kasus korupsi yang terjadi di tanah air ini khususnya di Sulteng.

Sebelumnya, massa aksi yang diperkirakan mencapai ribuan itu melakukan aksi yang sama di depan Markas Polda Sulteng. Dalam aksi di gedung Mapolda Sulteng, massa aksi juga menuntut penuntasan kasus korupsi yang terjadi didaerah ini dan meminta kepada Kapolda Sulteng yang baru dilantik Brigjen Pol Moh Amin Saleh, untuk turun langsung mendengarkan tuntutan pendemo. Namun, massa aksi kecewa karena hanya diterima oleh Kabid Humas AKBP Irfaizal Nasution, mewakili Kapolda Sulteng.

Aksi 9 Desember

Foto SBY di Bakar, Massa Aksi Saling Tarik dengan Polisi

Palu, (09/12/2009)- Akibat membakar foto Presiden Republik Indonesia, Dr Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah pendemo hari anti korupsi yang berasal dari Liga Mahasiswa untuk Demokrasi (LMND) Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) nyaris
bentrok dengan aparat kepolisian.

Peristiwa itu terjadi di depan Kantor DPRD Sulteng, setelah massa aksi dari mahasiswa Universitas Tadulako (Untad), bubar. Pantauan dilokasi aksi, para pendemo yang menggunakan bendera merah itu membakar foto RI 1, sebagai tanda kekecewaannya terhadap pimimpin bangsa ini.

Aksi pembakaran gambar SBY yang dilakukan oleh massa LMND bermula setelah ratusan massa aksi dari KUAK tiba di depan kantor Gubernur. Awalnya, massa menginjak-injak gambar tersebut, namun situasi semakin memanas, massa aksi yang berjumlah sekitar 10 orang itu pun langsung membakar gambar SBY.

Polisi yang melakukan pengamanan langsung berinisiatif mencegah aksi tersebut dengan mengambil foto SBY dan memadamkan apinya. Namun, massa aksi yang dipimpin oleh Sarina, tidak menerima perlakuan aparat yang mengambil foto RI 1 yang dibakar tadi. Aksi saling tarik menarik pun terjadi antara aparat dengan pendemo.***

Peringati Hari Anti Korupsi

Ribuan Mahasiswa Untad Palu Turun ke Jalan

Palu,(09/12/2009)- Ribuan mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) turun ke jalan untuk memperingati hari anti korupsi Rabu (9/12/2009). Aksi yang mengambil star dari kampus Untad, menuju depan kantor Gubernur Provinsi Sulteng ini dipimping langsung oleh
Pembantu Rektor (Purek) III Untad Supriadi SH M.Hum, sebagai Koordinator Lapangan (Korlap).

Supriadi, dalam orasinya mengatakan tanggal 09 Desember merupakan hari dimana masyarakat Indonesia bahkan dunia memperingati Hari Anti Korupasi sedunia guna memberikan warning kepada masyarakat akan bahasa besar korupsi terhadap jalannya perekonomian bangsa, pembangunan, kesejahteraan dan mempengaruhi citra sebuah negara.

"Tidak bsa dipungkiri bahwa bahaya korupsi adalah biang keladi ambruknya perekonomian bangsa Indonesia saat ini. Korupsi adalah kejahatan luar biasa (extraordinary crime), sebab korupsi mampu mengancam stabilitas negara dan mempengaruhi citra negara"tandas Supriadi.

Bukan hanya itu, lanjutnya, akibat korupsi, kondisi Indonesia saat ini sudah semakin parah. Buktinya, tiap hari kita diperlihatkan akan bagaimana sekelompok orang berupaya menelanjangi wajah hukum di negeri ini.

Bahkan, praktek judicial corruption (mafia peradilan) pun tak terkelakkan dan budaya korupsi yang semakin merajalela dan semakin tidak jelas arahnya, seperti skandal kasus Bank Century (Bank Mutiara,red), serta kasus korupsi lain yang menghebohkan seperi kasus penjualan kapal tenker pertamina (VLCC), kasus PLTU Borang Sumatera Selatan (Sumsek), dan kasus BLBI.

Untuk itu, mantan Dekan Fakultas Hukum Untad ini menuntut kepada pihak yang berwenang dalam hal ini Pengadilan Negeri, Kejaksaan, Polda dan DPRD untuk mengusut dan menuntaskan kasus yang diduga sebagai tindak pidana korupsi, menuntut dan menjatuhkan hukuman seberat beratnya kepada pelaku tindak pidana yang terbukti, berantas para koruptor sampai keakarnya serta bersihkan peradilan dari judicial corruption, tegasnya.

Selasa, 08 Desember 2009

Anggota Polda Sulteng Tewas Gantung Diri

Palu, (8/12/2009) - Seorang anggota Polri di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), yang diketahui bernama Bripda Jenly Lesawengan, ditemukan tewas akibat gantung diri.
Informasi yang dihimpun, korban yang sebelumnya bertugas di Polres Poso ini tewas akibat bunuh diri pada Jum’at (4/12/2009) pekan lalu.

Sumber di Polda Sulteng menyebutkan, korban ditemukan sekitar pukul 23.00 Wita, oleh Ibunya Felmi Malimparias. Saat ditemukan, korban dalam keadaan tergantung di atas sebuah pohon Manggis, yang ada di belakang rumahnya, di Desa Mapanget, Kecamatan Talawaan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut).

Sebelumnya, sekitar pukul 17.00 Wita, korban bersama keluarganya baru pulang dari kebun yang letaknya tidak jauh dari rumah korban. Namun, sekitar pukul 20.00 Wita, korban kembali bergegas keluar dari rumah meski saat itu, ayahnya bernama Benyamin, sempat bertanya kepada anaknya (korban,red) hendak kemana.

Beberapa jam setelah korban keluar dari rumah, tepatnya sekitar pukul 23.00 Wita, tiba-tiba korban ditemukan oleh Ibunya Felmi, yang ketika itu sudah dalam keadaan tak bernyawa tergantung di atas pohon Manggis.

Sumber juga menjelaskan bahwa, sebelumnya korban sempat meninggalkan tugas pada 23 Maret lalu hingga akhirnya berpindah tugas.

Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Irfaizal Nasution SH, yang dikonfirmasi soal penemuan mayat itu membenarkan kejadian tersebut.

Senin, 07 Desember 2009

Seorang Nenek 82 Tahun di Toli toil Ditemukan Tak Bernyawa

Palu- Seorang nenek-nenek berumur 82 tahun, Senin (7/12/2009), ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di dalam rumahnya, di Desa Kalangkangan, Kecamatan Galang, Kabupaten Toli-toli, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Informasi yang dihimpun, korban yang diketahui bernama Setti, suku bugis, ditemukan oleh warga setempat sekitar pukul 06.00 Wita. Saat ditemukan, nenek paruh baya ini sudah dalam keadaan tak bernyawa lagi.

Saat ditemukan, terdapat luka memar dibagian kanan mata korban. Kuat dugaan bahwa korban tewas karena ulah oknum yang belum diketahui identitasnya

Kapolres Toli toil AKBP Ramadhan yang dikonfirmasi soal penemuan mayat itu membenarkan kejadian tersebut. “Benar, telah telah ditemukan mayat seorang nenek-nekek yang berumur 82 tahun. Saat itu juga, jenazah korban langsung dibawa ke Rumah Sakit untuk di visum,”ujarnya.

Saat ditanya soal adanya indikasi bahwa korban tewas karena dibunuh oleh oknum tertentu, perwira dua melati bungan ini enggan berkomentar lebih jauh. “Kita masih lakukan penyelidikan dulu, tunggu saja perkembangannya,”ujar Ramadhan.

Lebih jauh Ramadhan, terkait kasus ini, pihaknya telah memanggil sejumlah saksi-saksi yang ada di sekitar lokasi kejadian untuk diambil keterangannya di Polsek Galang serta Reskrim Polres Toli toil.

“Jadi, saat ini kasusnya masih dalam tahap penyelidikan. Nanti kalau ada perkembangan kita infokan. Untuk saat ini, kita masih mengumpulkan beberapa barang bukti termasuk keterangan dari saksi setempat di lokasi kejadian,”tutupnya--indra07--