Kamis, 25 Februari 2010

Ratusan Mahasiswa Untad Duduki Rektorat

Tuntut Perbaikan Pelayanan di Bagian Keuangan
Andi Indra (25/2/2010) Palu -
Ratusan mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) yang tergabung dalam lembaga kemahasiswaan kemarin (25/2), kembali melakukan aksi demonstrasi di depan Rektorat Untad, Kampus Bumi Tadulako Tondo. Para demonstran menduduki rektorat Untad untuk menyampaikan keluhannya terhadap pelayanan di bagian keuangan yang dinilai mempersulit
mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan lembaga kemahasiswaan.
Selain itu, dalam aksinya yang dipimpin Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Untad (Bemut), Asral Lawahe, pendemo juga sekaligus menuntut agar Rektor Untad Drs H Sahabudin Mustapa M Si, segera mengganti Kasubag Keuangan Untad, Sahdia, karena dianggap mempersulit mahasiswa dalam melakukan pencairan dana.
“Saat mau mengajukan pencairan anggaran, mekanismenya terlalu berbelit-belit. Bahkan, anggaran yang diminta tidak sesuai dengan yang telah di disposisikan sehingga menghambat kesuksesan pelaksanaan kegiatan,”ujar para pendemo itu.
Selain itu, saat meminta pencairan anggaran kegiatan, pihak keuangan juga terkesan mempersulit mahasiswa untuk mencairkan anggaran sebagaimana yang telah di disposisikan karena bendahara meminta lebih awal pertanggungjawaban kegiatan baru dicairkan seluruhnya. Artinya, dana yang diberikan hanya setengah dari yang didisposisi, sisanya setelah laporan pertanggung jawaban diselesaikan, sementara kegiatan kemahasiswaan yang dibuat di tuntut agar pelaksanaannya maksimal.
“Bagaimana mungkin kegiatan bisa maksimal, sementara anggaran yang diairkan hanya setengahnya,”ujar Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Untad Yadin, saat menyampaikan keluhannya.
Dalam aksi tersebut, para pendemo diterima oleh Pembantu Rektor III Untad, Supriadi SH M Hum, Kepala Biro keuangan, Ridwan, dan Kasubag Keuangan Untad, Sahdiah.
Menanggapi aksi tersebut, Kepala Biro Keuangan Ridwan, mengaku bahwa pihaknya akan menampung aspirasi mahasiswa terkait dengan keluhannya dalam pengelolaan keuangan yang dinilai telah berbelit-belit dan menyusahkan mahasiswa. “Terimakasi, kami akan menampung segala aspirasi untuk penataan yang lebih baik. Saya senang dengan kritikan ini, yang penting untuk perbaikan,”ujarnya saat menerima pendemo itu.

Dari Bedah Visi dan Misi Cabup Tolitoli di Forum KAHMI

Mendorong Pembangunan Berbasis Pedesaan dan Menata Kota Menuju Perubahan
‘Membangun desa menata kota menuju perubahan’. Demikian jargon perjuangan yang dipaparkan oleh pasangan calon bupati dan wakil bupati KabupatenTolitoli, H Iskandar A Nasir SH MM dan Supratman Andi Atgas SH MH, dalam acara bedah visi dan misi calon Bupati Tolitoli yang dilaksanakan oleh Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) wilayah Tolitoli. Berikut laporan selengkapnya.

Laporan Andi Indra

Dalam memenuhi jargon perjuangannya untuk membangun desa menata kota menuju perubahan di daerah Kabupaten Tolitoli, pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Iskandar A Nasir dan Supratman Atgas, telah menangkap beberapa permasalahan yang terjadi di beberapa desa di yang ada di wilayah kota cengkeh itu.
Misalnya saja, permasalahan banjir yang kerap melanda kota Tolitoli ketika musim hujan tiba. Hanya dengan curahan huja 3-5 jam saja, banjir pasti terjadi di kota Tolitoli, terutama di beberapa wilayah kawasan rendah seperti Kelurahan Tuweley, Kelurahan Baru, Kelurahan Panasakan, Kelurahan Nalu dan Sidoarjo.
Pasangan Iskandar-Maman yang disingkat ‘Iman’ mengungkapkan bahwa banjir yang kerap melanda Kota Tolitoli dan sekitarnya tidak lain adalah sebagai dampak dari pendangkalan sungai, penebangan hutan di pinggir kota yang tidak memperhatikan dampak lingkungan.
“Masalah ini akan menjadi program skala prioritas kami dalam menawarkan solusi penangkal banjir dengan normalisasi sungai dan pembangunan drainase-drainas, khususnya di daerah yang rawan banjir, serta pembangunan kanal-kanalan dalam kota,”ujar H Iskandar A Nasir kepada Garda Sulteng usai acara bedah visi misi yang dilangsungkan di Hotel Suryadi.
Selain permasalahan banjir, persoalan listrik juga menjadi program prioritasnya jika nantinya dipercayakan sebagai Bupati Tolitoli periode 2010-2015. Menurutnya, selama ini, Kota Tolitoli dikenal sebagai kota yang gelap dimalam hari dikarenakan masih terbatasnya penerangan listrik. Beberapa jalan protokol seperti jalur Usman Binol terlihat terang karena adanya penerangan dari lampu iklan rokok. Masalah ini, menurut Iskandar, juga menjadi perhatian serius untuk secepatnya diberikan penanganannya, sehingga kota tolitoli bisa lebih indah dengan lampu penerangan yang baik.
Untuk mengatasi keterbatasan tenaga listrik di Kabupaten Tolitoli, iapun menawarkan solusi dari hal tersebut untuk membangun tata ruang kelistrikan daerah dengan memanfaatkan sumber daya alam seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) serta Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLT-MH). Selain itu, ia juga akan menawarkan untuk membuka ruang investasi kelistrikan bagi investor yang bergerak dibidang kelistrikan.
Selain persoalan listrik, program lain yang menjadi ruang lingkup dalam visi dan misi pasangan Iman adalah program kebersihan, keindahan, dan ketertiban (K3). Program ini juga menjadi perhatian dari pasangan Iman sebab ada beberapa sudut Kota Tolitoli yang terlihat masih semrawut dan belum tertata dengan baik seperti Pusat Pasar Bumi Harapan, dan beberapa sudut pemukiman masyarakat kota. program K3 yang selama ini sudah di canangkan oleh Bupati Tolitoli Drs H M Ma’ruf Bantilan MM, akan semakin digalakkan, dan penanggulangan dan pengelolaan sampah akan semakin di efektifkan.
Selain itu pula, pasangan Iman melihat pelayanan kesehatan, jasa dan pendidikan juga membutuhkan penanganan yang lebih serius lagi serta ditingkatkan untuk menjadi lebih baik.
Dalam kaitannya dengan permasalahan di wilayah pedesaan yang notabene adalah sentra produktif, pasangan ini telah menemukan secara jeli atas permasalahan antara lain kualitas produk pertanian. Sumber daya manusia petani yang mengelola sektor pertanian masih tergolong rendah dengan perangkat pertanian yang belum memadai.
Untuk diwilayah pedesaan, pasangan Iman menawarkan solusi untuk menjadi program prioritas diantaranya membangun sarana dan prasarana pedesaan, seperti pengairan, irigasi, jaringan jalan, peralatan mesin, lingkungan pemukiman, membangun akses perhubungan darat terutama yang berhubungan dengan kantong-kantong produksi pertanian, perkebunan, serta perikanan dan kelautan.
“Ya, kita ingin mendorong upaya pembangunan yang berbasis pedesaan. Kota tinggal ditata agar tidak terjadi banjir, terlihat bersih, kebutuhan tenaga listrik terpenuhi, kemudian pembangunan di pedesaan semakin di tingkatkan untuk lebih baik,”tutupnya.***

Dari Bedah Visi dan Misi Cabup Tolitoli di Forum KAHMI

Mendorong Pembangunan Berbasis Pedesaan dan Menata Kota Menuju Perubahan
‘Membangun desa menata kota menuju perubahan’. Demikian jargon perjuangan yang dipaparkan oleh pasangan calon bupati dan wakil bupati KabupatenTolitoli, H Iskandar A Nasir SH MM dan Supratman Andi Atgas SH MH, dalam acara bedah visi dan misi calon Bupati Tolitoli yang dilaksanakan oleh Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) wilayah Tolitoli. Berikut laporan selengkapnya.

Laporan Andi Indra

Dalam memenuhi jargon perjuangannya untuk membangun desa menata kota menuju perubahan di daerah Kabupaten Tolitoli, pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Iskandar A Nasir dan Supratman Atgas, telah menangkap beberapa permasalahan yang terjadi di beberapa desa di yang ada di wilayah kota cengkeh itu.
Misalnya saja, permasalahan banjir yang kerap melanda kota Tolitoli ketika musim hujan tiba. Hanya dengan curahan huja 3-5 jam saja, banjir pasti terjadi di kota Tolitoli, terutama di beberapa wilayah kawasan rendah seperti Kelurahan Tuweley, Kelurahan Baru, Kelurahan Panasakan, Kelurahan Nalu dan Sidoarjo.
Pasangan Iskandar-Maman yang disingkat ‘Iman’ mengungkapkan bahwa banjir yang kerap melanda Kota Tolitoli dan sekitarnya tidak lain adalah sebagai dampak dari pendangkalan sungai, penebangan hutan di pinggir kota yang tidak memperhatikan dampak lingkungan.
“Masalah ini akan menjadi program skala prioritas kami dalam menawarkan solusi penangkal banjir dengan normalisasi sungai dan pembangunan drainase-drainas, khususnya di daerah yang rawan banjir, serta pembangunan kanal-kanalan dalam kota,”ujar H Iskandar A Nasir kepada Garda Sulteng usai acara bedah visi misi yang dilangsungkan di Hotel Suryadi.
Selain permasalahan banjir, persoalan listrik juga menjadi program prioritasnya jika nantinya dipercayakan sebagai Bupati Tolitoli periode 2010-2015. Menurutnya, selama ini, Kota Tolitoli dikenal sebagai kota yang gelap dimalam hari dikarenakan masih terbatasnya penerangan listrik. Beberapa jalan protokol seperti jalur Usman Binol terlihat terang karena adanya penerangan dari lampu iklan rokok. Masalah ini, menurut Iskandar, juga menjadi perhatian serius untuk secepatnya diberikan penanganannya, sehingga kota tolitoli bisa lebih indah dengan lampu penerangan yang baik.
Untuk mengatasi keterbatasan tenaga listrik di Kabupaten Tolitoli, iapun menawarkan solusi dari hal tersebut untuk membangun tata ruang kelistrikan daerah dengan memanfaatkan sumber daya alam seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) serta Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLT-MH). Selain itu, ia juga akan menawarkan untuk membuka ruang investasi kelistrikan bagi investor yang bergerak dibidang kelistrikan.
Selain persoalan listrik, program lain yang menjadi ruang lingkup dalam visi dan misi pasangan Iman adalah program kebersihan, keindahan, dan ketertiban (K3). Program ini juga menjadi perhatian dari pasangan Iman sebab ada beberapa sudut Kota Tolitoli yang terlihat masih semrawut dan belum tertata dengan baik seperti Pusat Pasar Bumi Harapan, dan beberapa sudut pemukiman masyarakat kota. program K3 yang selama ini sudah di canangkan oleh Bupati Tolitoli Drs H M Ma’ruf Bantilan MM, akan semakin digalakkan, dan penanggulangan dan pengelolaan sampah akan semakin di efektifkan.
Selain itu pula, pasangan Iman melihat pelayanan kesehatan, jasa dan pendidikan juga membutuhkan penanganan yang lebih serius lagi serta ditingkatkan untuk menjadi lebih baik.
Dalam kaitannya dengan permasalahan di wilayah pedesaan yang notabene adalah sentra produktif, pasangan ini telah menemukan secara jeli atas permasalahan antara lain kualitas produk pertanian. Sumber daya manusia petani yang mengelola sektor pertanian masih tergolong rendah dengan perangkat pertanian yang belum memadai.
Untuk diwilayah pedesaan, pasangan Iman menawarkan solusi untuk menjadi program prioritas diantaranya membangun sarana dan prasarana pedesaan, seperti pengairan, irigasi, jaringan jalan, peralatan mesin, lingkungan pemukiman, membangun akses perhubungan darat terutama yang berhubungan dengan kantong-kantong produksi pertanian, perkebunan, serta perikanan dan kelautan.
“Ya, kita ingin mendorong upaya pembangunan yang berbasis pedesaan. Kota tinggal ditata agar tidak terjadi banjir, terlihat bersih, kebutuhan tenaga listrik terpenuhi, kemudian pembangunan di pedesaan semakin di tingkatkan untuk lebih baik,”tutupnya.***

Dari Bedah Visi dan Misi Cabup Tolitoli di Forum KAHMI

Mendorong Pembangunan Berbasis Pedesaan dan Menata Kota Menuju Perubahan
‘Membangun desa menata kota menuju perubahan’. Demikian jargon perjuangan yang dipaparkan oleh pasangan calon bupati dan wakil bupati KabupatenTolitoli, H Iskandar A Nasir SH MM dan Supratman Andi Atgas SH MH, dalam acara bedah visi dan misi calon Bupati Tolitoli yang dilaksanakan oleh Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) wilayah Tolitoli. Berikut laporan selengkapnya.
Laporan Andi Indra

Dalam memenuhi jargon perjuangannya untuk membangun desa menata kota menuju perubahan di daerah Kabupaten Tolitoli, pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Iskandar A Nasir dan Supratman Atgas, telah menangkap beberapa permasalahan yang terjadi di beberapa desa di yang ada di wilayah kota cengkeh itu.
Misalnya saja, permasalahan banjir yang kerap melanda kota Tolitoli ketika musim hujan tiba. Hanya dengan curahan huja 3-5 jam saja, banjir pasti terjadi di kota Tolitoli, terutama di beberapa wilayah kawasan rendah seperti Kelurahan Tuweley, Kelurahan Baru, Kelurahan Panasakan, Kelurahan Nalu dan Sidoarjo.
Pasangan Iskandar-Maman yang disingkat ‘Iman’ mengungkapkan bahwa banjir yang kerap melanda Kota Tolitoli dan sekitarnya tidak lain adalah sebagai dampak dari pendangkalan sungai, penebangan hutan di pinggir kota yang tidak memperhatikan dampak lingkungan.
“Masalah ini akan menjadi program skala prioritas kami dalam menawarkan solusi penangkal banjir dengan normalisasi sungai dan pembangunan drainase-drainas, khususnya di daerah yang rawan banjir, serta pembangunan kanal-kanalan dalam kota,”ujar H Iskandar A Nasir kepada Garda Sulteng usai acara bedah visi misi yang dilangsungkan di Hotel Suryadi.
Selain permasalahan banjir, persoalan listrik juga menjadi program prioritasnya jika nantinya dipercayakan sebagai Bupati Tolitoli periode 2010-2015. Menurutnya, selama ini, Kota Tolitoli dikenal sebagai kota yang gelap dimalam hari dikarenakan masih terbatasnya penerangan listrik. Beberapa jalan protokol seperti jalur Usman Binol terlihat terang karena adanya penerangan dari lampu iklan rokok. Masalah ini, menurut Iskandar, juga menjadi perhatian serius untuk secepatnya diberikan penanganannya, sehingga kota tolitoli bisa lebih indah dengan lampu penerangan yang baik.
Untuk mengatasi keterbatasan tenaga listrik di Kabupaten Tolitoli, iapun menawarkan solusi dari hal tersebut untuk membangun tata ruang kelistrikan daerah dengan memanfaatkan sumber daya alam seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) serta Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLT-MH). Selain itu, ia juga akan menawarkan untuk membuka ruang investasi kelistrikan bagi investor yang bergerak dibidang kelistrikan.
Selain persoalan listrik, program lain yang menjadi ruang lingkup dalam visi dan misi pasangan Iman adalah program kebersihan, keindahan, dan ketertiban (K3). Program ini juga menjadi perhatian dari pasangan Iman sebab ada beberapa sudut Kota Tolitoli yang terlihat masih semrawut dan belum tertata dengan baik seperti Pusat Pasar Bumi Harapan, dan beberapa sudut pemukiman masyarakat kota. program K3 yang selama ini sudah di canangkan oleh Bupati Tolitoli Drs H M Ma’ruf Bantilan MM, akan semakin digalakkan, dan penanggulangan dan pengelolaan sampah akan semakin di efektifkan.
Selain itu pula, pasangan Iman melihat pelayanan kesehatan, jasa dan pendidikan juga membutuhkan penanganan yang lebih serius lagi serta ditingkatkan untuk menjadi lebih baik.
Dalam kaitannya dengan permasalahan di wilayah pedesaan yang notabene adalah sentra produktif, pasangan ini telah menemukan secara jeli atas permasalahan antara lain kualitas produk pertanian. Sumber daya manusia petani yang mengelola sektor pertanian masih tergolong rendah dengan perangkat pertanian yang belum memadai.
Untuk diwilayah pedesaan, pasangan Iman menawarkan solusi untuk menjadi program prioritas diantaranya membangun sarana dan prasarana pedesaan, seperti pengairan, irigasi, jaringan jalan, peralatan mesin, lingkungan pemukiman, membangun akses perhubungan darat terutama yang berhubungan dengan kantong-kantong produksi pertanian, perkebunan, serta perikanan dan kelautan.
“Ya, kita ingin mendorong upaya pembangunan yang berbasis pedesaan. Kota tinggal ditata agar tidak terjadi banjir, terlihat bersih, kebutuhan tenaga listrik terpenuhi, kemudian pembangunan di pedesaan semakin di tingkatkan untuk lebih baik,”tutupnya.***

Rabu, 24 Februari 2010

Milad HMI ke-63: Ahmad Yahya Apresiasi KAHMI Tolitoli Paling Aktif

Andi Indra (24/2/2010), Tolitoli - Milad Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke 63 yang jatuh pada 5 Februari lalu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh Majelis Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Tolitoli, dengan kegiatan-kegiatan diskusi aktual, dan silaturahmi antar alumni HMI dan anggota HMI.
Kegiatan milad HMI ke 63 yang diselenggarakan di Hotel Suryadi itu, dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah H Ahmad Yahya SE MM, yang juga Ketua KAHMI Sulteng.
Dalam pidatonya,
Ahmad Yahya, memberikan apresiasi kepada KAHMI Kabupaten Tolitoli atas gebrakan yang dilakukan oleh KAHMI Tolitoli dengan menggelar kegiatan-kegiatan aktual seperti itu. “Dari hasil monitoring, KAHMI Tolitoli yang paling intens dalam menyelenggarakan kegiatannya. Ini patut kita apresiasi agar KAHMI di daerah lain juga demikian,”ujarnya.
Dihadapan sejumlah kader HMI dan undangan, Ahmad Yahya mengatakan bahwa HMI sebagai organisasi kader, harus bisa meletakkan sikap dan aksinya dalam menghadapi fenomena bangsa yang terjadi saat ini.
“HMI harus tampil dan mengambil peran dalam memberikan pemikiran yang sulitif dalam memecahkan perosalan yang dialami bangsa kita saat ini. Namun, jangan sampai HMI terjebak dalam fenomena sesaat yakni mengguncang sesuatu yang ada,”ucapnya.
Kaitannya dengan hal tersebut, KAHMI sebagai organisasi luaran HMI harus senantiasa melakukan monitoring terhadap kader HMI. KAHMI dan HMI harus bisa sejalan dalam mengambil peran untuk memajukan bangsa ini khususnya dalam memberikan kontribusi dan pemikiran aktualnya dalam mendorong pembangunan bangsa yang tercinta ini.
Senada dengan hal tersebut, Ketua Majelis KAHMI Kabupaten Tolitoli Ir Hj Nursida K Bantilan MM, mengatakan kegiatan dialog aktual yang dikemas dalam acara silaturahmi antar HMI, pihak swasta, dan pemerintah daerah dilaksanakan sebagai ajang partisipatif KAHMI dalam telaah teoritis visi Tolitoli kedepan.
“Sebagai alumni HMI, secara moral kita memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan perjuangan baik secara individu maupun bersama kelompok kemasyarakatan dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang di ridhoi Allah SWT. Karena itu, agenda perjuangan HMI paling utama sesungguhnya dibidang kaderisasi yang setelah menjadi alumni mampu merealisasikan tujuan HMI”,ujar Nursida.
Pada kesempatan itu, Nursida Bantilan yang juga sebagai Wakil ketua DPRD kabupaten Tolitoli ini KAHMI sebagai organisasi yang berlatarbelakang pendidikan tinggi juga memiliki tanggung jawab untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya partisipasi, sebab partisipasi merupakan prasarat demokrasi.
Partisipasi kata Nursida, haruslah dimaknai kualitatif sebab berkenan dengan pencerdasan dan penyadaran publik akan hak-hak politiknya. Dalam kaitannya dengan event bedah visi dan misi kandidat Bupati Tolitoli, tambah Nursida merupakan salah satu bagian dari pendidikan pemilih. Sebab, dengan visi misi publik akan dapat mengerti visi dan pemikiran kandidat,tutupnya.

KAHMI: Dua Kubu HMI Sudah Islah


Ketua Majelis Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) wilayah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) H Ahmad Yahya SE MM, kembali menegaskan bahwa dua kubu yang ada dalam tubuh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sudah islah (bersatu) kembali. Keduanya adalah
HMI versi Dipo dan HMI versi MPO.
Hal tersebut disampaikan oleh Ahmad Yahya dalam acara dialog dan bedah visi dan misi kandidat Bupati Tolitoli, yang dilangsungkan di hotel Suryadi, Sabtu (20/2), akhir pekan lalu.
Pada kesempatan itu, Ahmad Yahya yang juga Wakil Gubernur Provinsi Sulteng ini mengatakan bahwa kedua kubu HMI tersebut sudah islah kembali setelah beberapa tahun menjalankan organisasi ini dengan perbedaan pendapat masing-masing. Namun, perbedaan pandangan tersebut sudah tidak ada lagi alias sudah sejalan karena keduanya sudah bersatu kembali.
“Di pusat, KAHMI sudah menyatu. Maka dari itu, HMI sebagai cikal bakal lahirnya KAHMI juga harus demikian,”ujarnya senada berharap agar kedua HMI ini dapat menyatu.
Dia mengatakan, HMI adalah organisasi akademis yang bernafaskan islam yang diyakini dapat membentuk kader-kader yang memiliki kemampuan intelektual tinggi. HMI adalah organisasi kader yang besar. Maka dari, itu jika kedua kekuatan HMI ini bisa menyatu kembali, HMI kedepan akan semakin diperhitungkan dan dapat menjadi wadah berhimpung bagi mahasiswa untuk mengembangkan wawasan intelektualnya,tuturnya.
Sebelumnya, dua kubu HMI ini sebenarnya sudah pernah diwacanakan di kancah nasional telah bersatu kembali. Pada pelaksanaan kongres HMI ke XXVI yang dilaksanakan di Palembang tahun 2008 lalu, HMI dan HMO MPO telah berhasil dipersatukan kembali. Kehadiran Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga mantan Ketua KAHMI pusat dan Akbar Tandjung sebagai tokoh HMI telah menjadi saksi dalam sejarah bersatunya kedua kubu HMI ini.

Ma’ruf Bantilan dan Iskandar Didaulat Jadi Anggota Kehormatan KAHMI


Andi Indra, Tolitoli (24-0/2/2010) - Bupati Tolitoli, Drs H Moh Ma’ruf Bantilan MM, dan H Iskandar A Nasir SH MM, mendapat penghargaan jadi anggota kehormatan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI). Hal tersebut ditandai dengan penganugerahan pin dan jacket kehormatan anggota KAHMI oleh Wakil Gubernur Provinsi Sulteng H Ahmad Yahya SE MM, selaku Ketua KAHMI Sulteng, dalam acara
dialog dan bedah visi misi kandidat Bupati Tolitoli, yang di langsungkan di Hotel Suryadi, Sabtu (20/2), akhir pekan lalu.
Dalam acara tersebut, penganugeragan tanda kehormatan kepada Ma’ruf Bantilan hanya diwakili oleh Ibu Ir Nursida K Bantilan sebagai istri, sebab Ma’ruf Bantilan sedang berada di luar kota untuk mengikuti agenda daerah sebagai kepala daerah.
Usai mendapat penyematan pin dan jacket kehormatan, Iskandar A Nasir mengaku bangga dirinya telah mendapat penghormatan dari KAHMI sebagai anggota kehormatan meski dalam sejarah perjalanannya ia tidak pernah mengikuti basic training (Bastra) atau setingkat Latihan kader I untuk menjadi kader HMI, namun dirinya pernah mengikuti masa perkenalan calon (Maperca) HMI yang kala itu ia masih menjadi mahasiswa.
Iskandar pun berharap, kedepan HMI terus aktif dan mengambil peran dalam pembangunan bangsa dan daerah. Sebagai organisasi akademis, maka HMI harus selalu aktif dalam membina kader yang baik dan berwawasan islam.
Sementara itu, Ketua KAHMI Kabupaten Tolitoli Ir Hj Nursida K Bantilan MM, mengatakan penobatan anggota kehormatan KAHMI kepada dua tokoh tersebut diputuskan dalam rapat pleno pengurus KAHMI tertanggal 9 Februari dalam rangka milad HMI ke 63.
Nursida mengatakan, penobatan anggota kehormatan kepada Bupati Tolitoli Drs M Ma’ruf Bantilan MM, didasari atas dedikasi dan jasa dalam keberhasilan pembangunan di Kabupaten Tolitoli. Sementara Iskandar A Nasir SH MM, didasari atas dedikasi dalam pengembangan dunia pendidikan dan pemikiran pluralitas dan toleransi antar agama di Kabupaten Tolitoli,tuturnya.