Rabu, 04 November 2009

Pejabat Polda Dicatut Memeras

Irfaizal: Jangan Dilayani Kalau Ada

Palu
- Aksi pemerasan yang mengatasnamakan berasal dari oknum anggota Polda Sulawsi Tengah (Sulteng), di lokasi tambang emas, Kelurahan Poboya, Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang terjadi beberapa hari terkahir ditampik oleh pihak Polda Sulteng.

Tak tanggung-tanggung, Ketua Dewan Adat Poboya, Ali Djaludin, pun menjadi sasaran utama oleh oknum pemeras untuk menjalankan aksinya.

Informasi yang dihimpun, oknum pemeras yang mencatut nama salah seorang pejabat berpangkat dua melati bunga di jajaran Polda Sulteng itu telah meminta-minta uang kepada penambang, termasuk Ketua Dewan Adat, dengan alasan, uang tersebut akan digunakan untuk sumbangan kepada korban kebakaran di kompleks Pasar Masomba, yang terjadi beberapa pekan lalu.

Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Irfaizal Nasution SH, yang dikonfirmasi soal isu adanya pemerasan di lokasi tambang emas Kelurahan Poboya, yang mengatasnamakan pejabat di Polda membantah isu tersebut.

“Mana ada, itu tidak benar. Kalaupun ada, ya jangan dilayani orang itu karena tidak benar,”ujar Irfaizal yang ditemui wartawan di ruang kerjanya kemarin (4/11).

Kejadian yang justru akan berdampak pada citra kepolisian di Sulteng, menurut Irfaizal itu wajar, namanya saja penjahat, segala macam cara yang akan dilakukan termasuk mencatut nama pejabat di Polda Sulteng. Dan hal tersebut sudah sering terjadi nama pejabat selalu dicatut untuk menakut-nakuti masyarakat agar aksinya berjalan lancar.

“Saya berharap kepada masyarakat, kalau memang ada kejadian seperti itu jangan dilayanilah. Kalau mengatasnamakan pejabat mohon di cek dulu lah,”ucapnya.

Terkait dengan kejadian tersebut, Irfaizal mengaku pihaknya akan melakukan penyelidikan. Kalau dapat kita akan tangkap orangnya dan memproses sesuai prosedur hukum yang berlaku. Untuk itu, partisipasi masyarakat Sulteng sangat diharapkan demik kelancara tugas dalam mengungkap hal-hal seperti itu. Tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar