Senin, 09 November 2009

Polisi Bekuk Pembunuh Penambang Poboya


Palu- Polres Palu berhasil membekuk pelaku pembunuhan terhadap Veldi (36), salah seorang penambang emas Poboya di sebuah café di Pantai Talise, 2 November silam. Dua dari tiga pelaku pembunuhan itu masih menjadi buronan kepolisian.

Informasi yang diperoleh, salah seorang pelaku pembunuhan yang tertangkap, berinisial DEN, penambang emas Poboya yang berasal dari Desa Leleko, Kecamatan Romboken, Kabupaten Minahasa Tengah, Sulaqwesi Utara (Sulut). Sementara dua buronan polisi diketahui berinisial FEN dan NOF. Keduanya juga warga Minahasa Tengah, Sulut.

Kasat Reskrim Polres Palu, AKP Stefanus Tamuntuan kepada media ini, kemarin (9/11) membenarkan hal itu. Menurut perwira tiga balak itu, salah seorang pelaku ditangkap tak lama setelah penikaman itu terjadi, sementara dua pelaku berhasil melarikan diri dan belum diketahui keberadaannya.

BEN, ditangkap buser Polres Palu bersama barang bukti berupa satu buah badik dengan panjang 29 cm, satu lembar kaos warna hitam, satu celana jeans biru, sebuah topi warna hitam bertuliskan ADIO dan sebuah sepeda motor merek Honda Karisma DB 9551 AD warna hitam.

“Kami sudah menangkap satu pelaku, sementara dua pelaku masuk dalam daftar pencarian orang (DPO),” tutur pria yang pernah pendidikan kepolisian di Italia, Bangkok dan Belanda itu.

Dia menambahkan, pihaknya menangkap pelaku setelah mendapat informasi dari saksi mata yang melihat kejadian. Sedikitnya Sembilan saksi diperiksa, sekaitan kasus pembunuhan tersebut, termasuk pemilik café.

“Ya, kami menangkap pelaku setelah mendapat informasi dari saksi-saksi dan informasi dari masyarakat,” singkatnya.

Sementara itu, pelaku yang diwawancara mengaku melakukan penikaman terhadap korban karena faktor minuman keras.

“Saya sudah mabuk, jadi tidak bisa mengontrol. Terus terang saya menyesal, tetapi mau bikin apa, sudah terlanjur,” katanya sambil menundukkan kepala.

Sebelumnya diberitakan, telah terjadi pembunuhan terhadap Veldi (38) warga Sulut yang bekerja di pertambangan emas Poboya, di sebuah café milik Asma di seputaran Pantai Talise. Saat itu korban bersama rekan-rekannya tengah menenggak minuman keras. Tak lama kemudian, tiga pelaku datang dan berbincang-bincang dengan korban.

Karena bicara korban ngelantur, maka pelaku pun berniat menghabisi nyawa korban. Setelah dipanggil ke luar café, korban pun dikeroyok, lantas ditikam di bagian lambungnya. Setelah melihat korban tak berdaya, ketiga korban langsung melarikan diri. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak sempat tertolong, karena kehabisan banyak darah. AI--07--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar